Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kehebatan 'Amirul Mukminin' Umar bin Khattab

Kehebatan 'Amirul Mukminin' Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah khalifah rasyidah yang kedua. Namun secara umum, ia adalah orang pertama yang disebut amirul mukminin (pemimpin orang-orang mukmin). Penyebutan gelar tersebut diucapkan pertama kali oleh ‘Adi bin Hatim dan Lubaid bin Rabi’ah, ketika mereka mendatangi Nabi Muhammad sebagai utusan dari Irak. Akan tetapi, terdapat riwayat lain yang menyebutkan bahwa Mughirah bin syu’bah-lah yang menyebut gelar mulia itu.

Selain itu, Umar bin Khattab juga pernah berkata, “Kalian adalah orang-orang mukmin, sedangkan aku adalah amir (baca: pemimpin) kalian. Karena itu, beliau dipanggil dengan sebutan amirul mukminin. Sedangkan Nabi memanggilnya dengan nama Abu Hafs yang berarti singa. Hal itu dikarenakan keberanian dan kekuatan yang dimiliki Umar.

Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya, “Saya pernah melihat Umar bin Kahattab r.a memegang telinga kuda dengan salah satu tangannya sedang tangan yang satunya lagi memegang telinga sendiri, lalu ia meloncat dan langsung menduduki kudanya”.

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Saya tidak berani shalat di sisi ka’bah sehingga Umar bin Khattab masuk Islam. Ia dan sahabat yang lain baru berani shalat terang-terangan, setelah Umar masuk Islam dan memerangi orang-orang kafir Quraisy.

Penyebab islamnya Umar karena saudara perempuannya, Fatimah binti Khattab, yaitu isterinya Sa’id bin Zaid -salah seorang dari sepuluh orang yang telah dijamin masuk surga- telah masuk islam bersama sang suami. Setelah Umar mendengar berita tersebut, ia bergegas mendatangi mereka dengan kemarahan yang meluap-luap, seakan sebuah bara api besar siap untuk menelan kayu bakar. Bagaimana tidak? Salah seorang saudaranya telah memilih agama Rasulullah, yang notabene adalah agama yang sangat dibencinya.

Sesampainya di rumah Fatimah, Umar mendengarkan Sa’id bin Zaid membaca al-Qur’an. Pada saat itulah Allah memasukkan cahaya Islam ke dalam sanubarinya, sehingga ia pun menghadap Rasulullah SAW di suatu tempat dekat bukit Shafa, tepatnya di rumah Arqam bin Abil Arqam untuk menyatakan keislamannya. Ketika itu kaum muslim bertakbir, karena merasa gembira atas islamnya Umar. Lalu ia menuju tempat berkumpulnya orang-orang Quiraisy, untuk menampakkan keislamannya pada mereka.

Subhanallah, sungguh sebuah berita yang sangat menggembirakan. Seorang yang dulunya dikenal dengan sosok pribadi yang sangat tegas, kukuh pendirian, serta disegani oleh banyak orang telah menjadi seorang yang beriman.

Menurut Abdullah bin Mas’ud, “Islamnya Umar menyebabkan kemenangan Islam, hijrahnya menjadi pertolongan, dan kepemimpinannya menjadi rahmat. Karena itu, Nabi menggelarinya dengan al-faruq. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran pada lisan dan hati Umar. Ia adalah orang yang memisahkan antara hak dan batil. Ia juga termasuk orang yang terhormat dalam kalangan Quraisy pada zaman jahiliyah dan Islam.

Karena Umar pula, Allah memuliakan Islam. Nabi Muhammad SAW pernah berdo’a:

اللهم أعزَّ الاسلامَ بأحب الرجلين إليك عمر بن الخطاب او عمر بن هشام أى أبا جهلٍ

Artinya: Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang laki-laki yang lebih engkau cintai; Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam, yakni Abu Jahl.

Sahabat Umar sering ikut berperang bersama Rasulullah SAW. Dalam setiap peperangan, ia sangat keras terhadap orang orang kafir dan munafik. Ia juga termasuk salah seorang dari sahabat yang dijamin masuk surga.

Umar juga mertua dari Rasulullah dan termasuk salah satu tokoh ulama dari kalangan sahabat. Ia telah meriwayatkan sebanyak 539 hadis dari Rasulullah (sumber lain menyebutkan sebanyak 599 hadis). Para ulama pun telah sepakat bahwa Umar bin Khattab memiliki banyak ilmu, sempurna akal, zuhud, rendah hati, dan belas kasih terhadap kaum muslim. Selain itu, ia selalu bersikap adil dalam menegakkan kebenaran serta mengamalkan seluruh hadis Rasulullah. Sifat Rasulullah yang selalu mementingkan kemaslahatan kaum muslim, memuliakan orang, dan akhlak baik lainnya, selalu diikutinya.

Umar bin Khattab memiliki banyak kehebatan. Salah satunya, ketika ia mengingatkan pasukannya yang berada di sebuah gunung. Mereka dapat mendengar suaranya dengan begitu jelas, padahal saat itu, Umar berada jauh dari gunung. Kisah ini sangat masyhur adanya.

Ibnu Abbas r.a pernah meriwayatkan, “Pada zaman Umar, telah terjadinya gempa bumi yang sangat dahsyat, sehingga gunung-gunung hampir runtuh menimpa muka bumi. Hal itu terjadi setelah perubahan musim yang disebut fash amwas. Lalu Umar memukul tanah dengan cemetinya, seraya berkata, ”Wahai bumi, diamlah! Saya adalah orang yang adil, jika tidak maka celakalah aku”. Setelah mengatakan demikian, gempa bumi seakan tidak pernah datang lagi.

Kehebatan Khalifah Umar lainnya, ketika ia mengirimi surat kepada sungai Nil, karena pengaduan gubernur Mesir ketika itu, Amr bin ‘Ash. Ia mengadukan kepada amirul mukminin, perihal sungai Nil tidaj mengalir seperti biasanya, malahan airnya terus berkurang, kecuali bila dilemparkan seorang gadis ke dalamnya sebagai tumbal. Lalu Umar memerintahkan Amr bin ‘Ash agar mencampakkan surat darinya ke dalam sungai Nil, sebagai pengganti dari sang gadis. Isi suratnya adalah, “Wahai nil, jika kamu keluar karena Allah, maka keluarkan airmu, namun jika kamu keluar karena kemauanmu sendiri, maka kami tidak membutuhkanmu”. Setelah kejadian itu, sungai Nil mengalir sebagaimana biasanya dan tidak ada lagi gadis yang dilemparkan ke dalamnnya sebagai tumbal.

Selanjutnya, Ibnu abbas r.a berkata, “Kobaran api datang setiap tahun ke kota Madinah, sehingga kaum muslim mengadukan hal itu kepada Umar”. Lalu Umar berkata kepada pelayannya, “Ambillah selendang ini, ketika api itu datang, hadapilah”.  Dan katakan, “Ini adalah selendang Umar bin Khattab, maka api itu akan padam ketika itu juga”. Kemudian manakala api benar-benar datang,  sang pelayan mengerjakan semua yang diperintahkan oleh Umar bin Khattab. Pada saat itu juga, api kembali ke asalnya dan selanjutnya sang mega merah itu tidak pernah bersua lagi.

Referensi: Kitab Syarh al-Majalisus Tsaniyah, Syaikh Ahmad bin Syaikh Hijazi, hal. 4-5. 





Posting Komentar untuk " Kehebatan 'Amirul Mukminin' Umar bin Khattab"